Senin, 01 Juni 2009

Penunggalan Jemaat Puncak Berkat Hindang Bulaeng

Tagulandang, 24 Mei 2009

Kerinduan jemaat Haasi Mboko "Jemaat GMIST Puncak Berkat Hindang Bulaeng" untuk ditunggalkan menjadi jemaat baru yang dimekarkan dari jemaat Efrata Haasi akhirnya terwujud juga, Minggu 24 Mei 2009, Pdt.A.Makasar,M.Th (selaku ketua I)GMIST dipercayakan untuk meresmikan melalui pengguntingan pita gedung gereja yang baru dan sementara dalam proses penyelesaian pembangunan. Melalui surat keputusan penunggalan yang dikeluarkan oleh BPL Sinode GMIST, maka secara sah jemaat puncak Berkat Hindang Bulaeng pun diresmikan. Ibadah peresmian dilangsungkan pada pukul 09.00 wita. Hadir pada acara peresmian penunggalan adalah unsur tripika Kec. Tagulandang yang dibawa oleh bapak Camat Tagulandang, Bpk. G.P.Bawole,SIP. SK penunggalan dibaca oleh Sekretaris Resort Tagulandang Pdt. J.D.Break,S.Th. Sambutan dari pemerintah disampaikan oleh Bapak Camat Tagulandang dari pihak gereja oleh Pdt.A.Makasar,M.Th. Dalam sambutan yang disampaikan, camat Tagulandang mengingatkan kalau ada jemaat-jemaat (anggota) jemaat yang ingin membangun gereja atau membentuk jemaat sendiri berpisah dari jemaat induk, maka hal itu harus didasarkan atas konsep penatalayanan bukan karena keinginan diri sendiri yang dipicu oleh ketidakpuasan karena tidak dipilih atau diangkat menjadi ketua jemaat. Pada intinya pemekaran itu perlu untuk membantu akses pelayanan tapi bukan jabatan yang menjadi tujuan dari tujuan pemekaran atau penunggalan. Dengan tegas bapak Camat mengatakan kalau ada yang seperti itu dirinya tidak akan menyetujui sehingga segala administrasi untuk keperluan pembangunan dan lain-lain tidak akan dikeluarkan. Bapak camat memuji semangat membangun dari jemaat Haasi-Mboko kerena terbilang sebagai jemaat yang kecil hanya 2 kelompok, 45 KK dengan jumlah Majelis sebanyak 13 orang namun tokh boleh membangun melalui kerjasama yang baik untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi. ini harus menjadi model bagi jemaat-jemaat lain yang ingin membangun.
Pdt.A.Makasar,M.Th yang dipercayakan oleh Sinode untuk meresmikan penunggalan jemaat Haasi-Mboko Puncak Berkat Hindang Bulaeng, menyampaikan sambutan dengan membawa cerita tentang filosofi budaya Sangihe dalam bingkai berteologi secara kontekstual yaitu mengenai praktek sembilu. Sembilu adalah sebuah konsep mengenai identitas diri dan jati diri. ini mempunyai arti yang penting bagi nama yang diberikan kepada jemaat yang baru ini, yaitu Puncak Berkat Hindang Bulaeng, semoga apa yang diharapkan dibalik nama tersebut benar-benar dapat diaktualisasikan melalui semangat pelayanan membangun jemaat dalam tiga tugas panggilan gereja bersekutu, bersaksi dan melakukan pelayanan diakonia dalam bingkai ibadah yang memuji Allah.

Hesty Darosa pulang ke pangkuan Bapa di Sorga

Selasa 2 Juni 2009.

Artis lagu Pop Rohani berdarah Sangihe "Hesty Darosa,S.Teol" alumus Fakultas Teologi UKIT Wisudawati 2009 dan calon vikaris GMIST periode 2009 yang akan diturunkan ke tempat tugas pada bulan Oktober 2009, menghembuskan nafas terakhir pada Hari ini Selasa 2 Juni 2009 pada
sekitar jam 04.48 Wita di Rumah Sakit Liung Kendahe Tahuna. Almarhumah menderita penyakit kanker payudara. Lewat segala upaya terapi medical dengan mempergunakan teknologi medis modern dan tradisional yang telah difasilitasi keluarga pun akhirnya harus mengaminkan bahwa kedaulatan Tuhanlah yang harus diaminkan melalui peristiwa kepergian Putri yang mereka cintai. Seorang anak yang menjadi tumpuan harapan keluarga melalui kesuksesan dalam kariernya "masuk dunia rekaman" lagu Rohani dalam group alfa trio, telah melepaskan segala kelelahan dan keletihan serta penderitaan sakitnya melalui jalan kematian menuju pada kehidupan baru. almarhumah menutup lembaran kehidupan di usianya yang ke 24 tahun. Pemudi cantik kelahiran 5 Oktober 1984 telah melakukan terapi 'kemu' dalam istilah kedokteran sebanyak 2 kali. Menurut dr.Viktor Pontoh, ahli bedah kanker di RSU Malalayang menyatakan bahwa pasiennya harus menjalani kemu ke-3 kali apabila akan menjalani operasi. Semangat, niat dan harapan untuk sembuh telah pupus ditelan ketidakmampuan dari segi kekurangan perokonomian yang dihadapi oleh keluarga. Manusia merencanakan segala hal, namun Tuhan yang menentukan dan menunjukkan Kedaulatan-Nya terjadi. Perpisahan di dunia boleh terjadi, tetapi Tuhan telah menyediakan tempat yang indah yang tidak dapat ditemukan di dunia yang fana. Selamat Jalan