Jumat, 24 Juli 2009

Bibble Camp Pelka remaja Wilayah III Resort SITIM

19 Juli 2009

Pelka remaja wilayah III resort Sitim mengikuti kegiatan bibble camp yang diselenggarakan oleh komisi pelka remaja wilayah III. Ketika diliput oleh tim redaksi buletin corong mimbar GMIST, Panitia penyelenggara yang diwakili oleh Grace Lanoh menyatakan bahwa even ini dilakukan sebagai media training center untuk mengisi hari-hari libur. Alasan lain yaitu ada banyak kegiatan gereja yang jarang menjadi objek adalah pelka remaja, misalkan Fesitival Pesparawi atau pun kalau ada kegiatan anak-anak sekolah minggu imbuh nona calon vikaris. Dengan demikian komisi pelka remaja rayon III memfasilitasi kegiatan ini sebagai kegiatan penting untuk melatih, membimbing, menuntun dan mengarahkan para remaja dengan berbagai ilmu. Result hoppe dari even ini adalah para remaja GMIST menjadi remaja yang kreatif dan inovatif. Bibble Camp yang diselenggrakan selama 2 hari di kantor Resort Siau Timur ini boleh dikata cukup sederhana, namun berkualitas dan berbobot input teachingnya bagi para remaja. Tampil sebagai pembicara tentang Kesehatan dan Lingkungan hidup adalah Dra. Kalebos-Budiman, Pdt.Dalenoh, S.Th (Ketua Resort) dengan materi PA, Pdt. A. Makasar dengan cerita rakyat tentang Lokong Banua, yang membuat peserta menggelitik karena ketika ditanya siapa yang tahu dengan Lokong Banua, secara spontan semua peserta menjawab Lokong Banua adalah kapal fery yang dibeli oleh Pemda untuk kepentingan akses transportasi Siau-Bitung....Wah...kalau setiap hari libur diisi dengan acara seperti ini..tentunya kedepan generasi kita "para remaja kristen" akan menjadi generasi ilmuwan yang takut akan Tuhan..jadi berilmu dan beriman..(salam).

Lokong Banua hadir pada pembukaan festival Mebawalase


Lokong Banua menjadi bintang tamu Festival mebawalase
di Resort Siau Timur (Ulu Siau)
Dalam rangka HUT Pelka Laki-Laki
Sinode GMIST 2009



Raja Sangihe “Lokong Banua” + 1615 mempunyai wilayah kekuasaan cukup Luas mulai dari kepulauan Sangihe-Talaud, bahkan sampai ke wilayah Manado khususnya di Manado Tua. Semasa Portugis, oleh karena kepentingan politik dan juga keamanan serta menyelamatkan kerajaannya, mau tidak mau, Lokong Banua harus menerima Baptisan di pulau Manado Tua dengan sebuah nama Baptis “Jeronimo”, saat itulah semua warganya ikut mengkonversi agama mereka menjadi Kristen tanpa terlebih dahulu menerima pengajaran ‘katekisasi (Doa Bapa Kami, menghafal Pengakuan Iman Rasuli). Rupa-rupanya ole-ole yang diberikan kepada para jemaat yang hadir memeriahkan festival dalam ibadah pembukaan yaitu makna simbolis dibalik pemberian nama melalui ritus sembilu “pemotongan pusa” dalam tradisi adat Sangihe. Cerita tentang rompong “tempat anak di rahu’ dipangang, juga menjadi cerita yang mengantar jemaat untuk menyelami kearifan budaya lokal “Sangihe” dalam memahami makna nilai moral-etik, dibalik semua sistem adat dan budaya. Aplikasi reflektif dari cerita rakyat yang mengandung makna historis dijelaskan oleh Pdt.A.Makasar bahwa setiap orang kristen atau orang percaya mempunyai predikat nama yaitu ekklesia yang tidak menunjuk kepada gedung gereja yang mewah, megah dan indah, tetapi secara implisit memunculkan makna simbolis sebagai orang-orang yang telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju pada terang. Renungan ini sangat tepat dengan sebuah harapan melalui siraman wejangan hikmat oleh Ketua Pelka laki-laki Pnt.J.E.Gaghana, SE, ME dalam sambutan dan juga oleh Bapak Bupati Drs. Winsulangi Salindeho, dimana pelka laki-laki GMIST harus menunjungan image baru, citra baru dan ini menjadi era kebangkitan baru bagi pelka laki-laki GMIST untuk secara sinergi, secara bersama-sama dalam satu semangat pelayanan membangun GMIST melalui kegiatan pelka laki-laki yang terarah tertuju pada konsep pemuliaan kepada Yesus Kristus selaku Kepala Gereja.

Pada festival lomba mebawalase yang keluar sebagai juara adalah :
Juara Seri B :
1. Eben Haezer Manganitu
2. Betel Kalemba
3. Darokaweng (Tabukan Selatan)
Juara Seri A :
1. Putra Galangan
2. Lenganeng
3. Paghulu

Sukses dan selamat buat group yang berhasil menjadi pemenang serta panitia lokal selaku tuan rumah dan buat PAN penyelenggara kegiatan lomba Mebawalase…pekerjaan pelayanan kalian terus tercatat di dalam buku kitab kehidupan….dan ada saatnya semua hal yang dikerjakan untuk memuliakan Kristus akan dihitung dengan memakai quickly account……lanjutkan…..

Rabu, 22 Juli 2009

KM PRIMA JAYA MENGANTAR ROMBONGAN PELKA LAKI-LAKI GMIST KE ULU SIAU

Kamis 16 Juli 2009, group masamper berangkat dari Tahuna dengan menggunakan Kapal Motor Prima Jaya tepat pada pukul 15.30 Wita. Jumlah peserta sudah termasuk dengan suporter (penonton) + 400 orang. Dalam ketakutan dan kekhwatiran ada beberapa group masamper mengeluh dengan kapal yang akan dipakai untuk mengangkut mereka. Namun lewat semangat serta tanggung jawab pelayanan yang ditunjukkan oleh Pnt. J.E. Gaghana, SE,ME (Ketua Pelka Laki-laki Sinode GMIST, red : Wakil Bupati Kepulauan Sangihe) bersama dengan iman dari Pdt. A. Makasar,M.Th (Ketua I Sinode GMIST) yang naik ke kapal, maka menepislah semua ketakutan, kekhwatiran dari para peserta group masamper yang akan berangkat ke Ulu Siau. Sauh pun di angkat, kapal pun berlayar dengan pelan menuju pelabuhan Ulu Siau ditengah badai dan gelombang. Begitulah pengalaman para peserta group Mebawalase, Pnt. J.E. Gaghana telah menunjukkan ketegaran dan keteguhan iman serta karakter tipe pemimpin yang ideal serta visioner dan misioner. Kalau tipe pemimpin kristen seperti ini maka segala kegiatan gereja tidak ada yang terhambat. Dalam senda gurau dengan Pdt. A. Makasar, M.Th, Pnt. J.E.Gaghana mengatakan torang dua mau jadi tumbal dalam pelayaran ini, saat itulah suasana mengelitik pun terlepas mewarnai dan menghilangkan rasa takut terhadap cuaca yang kurang bersahabat bagi pelayaran. Kapal tiba di Ulu Siau pukul + 21.30 Wita, para pemimpin regu langsung melakukan chek and rechek terhadap para peserta beserta seluruh suporter. Panitia menjemput peserta dan terus mengantarkan ke penginapan sesuai dengan pembagian yang telah diatur. Kalau Tuhan Yesus menjadi Sang Hatohema Sejati, maka pelayaran dalam badai pun akan tetap tidak mengkwahtirkan, tapi justru mendewasakan dan memperkaya iman dalam kembara pelayanan. Titanic yang dibuat oleh sang arsitek dengan begitu bangga optimis bahwa kapal yang sangat besar tersebut tidak akan tenggelam namun, pada akhirnya karam ketika menabrak bongkahan es. Prima jaya yang ditakuti karena bobot yang kecil serta cuaca buruk ternyata memberikan pelayanan yang benar-benar prima, karena dipegang oleh Sang Hatohema, cuaca buruk, kapal kecil siapa takut ? Hal ini menjadi sebuah makna hidup bagi setiap orang percaya bahwa, apa pun yang kita lakukan jika itu dilakukan untuk memuji Tuhan maka Tuhan lah yang akan menuntun dan menyelesaikan perkara kita. Beda dengan pretisius dari sang arsitek kapal Titanic yang dibuat untuk kebanggaan manusia, pada akhirnya kuasa Tuhan menundukkan dan menaklukkan kesombongan manusia.

Ketua Pelka Laki-laki GMIST bersama rombongan Masamper Group

Kamis, 16 Juli 2009

MOU LAI-MANADO DAN GMIST


Alkitab bahasa Sangihe diluncurkan


LAI cabang Manado dipercayakan untuk melakukan kontrak kerja sama antara GMIST dengan LAI dalam rangka distribusi Alkitab Berbahasa Daerah Sangihe. Dengan ditandatanganinya kontrak kerja sama, maka Alkitab berbahasa Daerah didistribusikan kepada jemaat-jemaat yang tersebar di kepulauan Sangihe. Pendeta P. Madonsa,S.Teol (Sekum) dan Ketua Umum Sinode GMIST Pdt.W.B.Salindeho menerima tamu diruang kerja dihadiri disaksikan oleh Ketua I, Bendahara, dan dari Media "Buletin Corong Mimbar" hadir, Vik.Herman Ginzel.M.Th

Selasa, 14 Juli 2009

Boplang ditancap, Menandai Pembagunan Kantor Sinode GMIST dipacu


Selasa, 14 Juli 2009

Tim konsultan dan Tim Teknis Perencanaan pembangunan Kantor Sinode GMIST bersama Crew pada Selasa sore sekitar jam 16.30 tiba dilokasi pembangunan Kantor Sinode GMIST. Pada Saat yang tidak diduga, Pimpinan Redaksi Buletin Corong Mimbar GMIST mampir ke Kantor Sinode dalam tujuan perjalanan melihat-lihat rumah Dinas PARPEM GMIST, ternyata ada staf teknis dan ahli yang dipimpin langsung oleh Danny O. Balanehu, ST dan Sam. Y Londo, ST sementara membersihkan rumput liar yang telah tumbuh disekitar halaman kantor Sinode....tiang pengukur untuk pemasangan Boplang (bahasa arsitek) sementara diperagakanoleh seorang teknis lapangan. Tanpa menunggu lama, saya langsung mengambil kamera digital untuk mengabadikan gambar tim konsultan dan teknis lapalangan yang sementara bekerja pada sore itu. Ketika dimintai informasi mengenai apa maksud dan tujuan kedatangan mereka, sekaligus kegiatan pemasangan boplang, Bapak Sam dan Danny mengatakan bahwa mereka mendapat perintah langsung dari Ketua Panitia Pembangunan kantor Sinode GMIST (red.Pdt.Ny.M.Salindeho-Lintang,S.Th)dalam keseharian sebagai first lady Kab.Sangihe, tokoh gereja yang melayani jemaat serta masyarakat dengan satu keyakinan untuk memuliakan nama Tuhan Yesus dan juga sebagai anggota dewan Propinsi dari Kab. Sangihe terpilih saat ini.
Pembicaraan pun menjadi lebih menarik, karena menurut pak Danny dan Sam, ini merupakan tahap pengerjaan awal, dimana selesai pemasangan boplang, Panitia bersama tim konsultan dan teknis perencanaan pembangunan akan mengadakan rapat koordinasi untuk membicarakan semua hal secara konprehensif. Wah...sebuah berita yang begitu menyenangkan ketika sampai ke telinga saya sebagai pimpinan redakis buletin corong mimbar GMIST. ternyata harapan para pendeta GMIST dan semua warga jemaat GMIST telah terjawab sudah ketika kegiatan awal penancapan boplang terlihat...ini berarti akan menimbulkan sugestis bagi jemaat untuk secara berpartisipatif dengan daya dan dana secara sinergi memberikan yang terbaik untuk penyelesaian kantor sinode. karena kalau kantor ini dapat secepatnya dibangun, berarti GMIST akan maju satu langkah dengan model rental office yang permanent dan representatif untuk efektivitas dan profesional kerja dengan mengedepankan sistem manajemen kerja yang berkualitas agar GMIST akan menjadi gereja yang benar-benar melayani untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus.
Ternyata apa yang

Perjamuan dan Pelantikan Panitia pesparawi Pelka Laki-laki Sinode GMIST 2009


Minggu, 12 Juli 2009

Minggu, 12 Juli 2009

Jemaat Petra Manganitu mendapat kepercayaan penuh dari Pengurus Pelka Laki-laki/Panitia HUT pelka Laki-Laki Sinode GMIST 2009 untuk menjadi Tuan dan Nyonya Rumah penyelenggara lomba paduan suara pelka laki-laki tingkat Sinode GMIST. Kepercayaan tersebut terlegitimasi melalui pelantikan Panitia pada ibadah Minggu Pagi di Gedung Ibadah Jemaat Petra Manganitu yang merupakan icon sejarah GMIST melalui penginjil tukang E.T. Steler di Manganitu. Ketua Pelka Laki-laki Sinode GMIST Pnt.J.E.Gaghana,SE.ME hadir dalam ibadah minggu pagi sekaligus melantik dan membawakan sambutan. Hal yang paling berkesan dalam acara pelantikan tersebut adalah diwarnai oleh ibadah baptisan anak dan perjamuan kudus serta puji-pujian dari para anggota jemaat yang berhari ulang tahun yang telah diprogramkan oleh BPH dan BPL.
Pnt.J.E.Gaghana,SE.ME mendapat kehormatan dalam perjamuan yang dilaksanakan saat itu. Dimana ditempatkan dimeja simbol perjamuan yang diatur dalam arsitek Salib lambang penderitaan dan kemenangan.
Pdt. J.Kalibato-Kakoti,M.Th selaku ketua jemaat petra Manganitu memimpin ibadah perjamuan. Anggur dan Roti sebagai simbol darah dan tubuh Kristus pun di tumpahkan ke cawan dan dipecahkan (roti) diberikan secara simbolis kepada orang nomor dua di Kep.Sangihe dan First Man of Pelka laki-laki GMIST. Bapak Pnt.J.E.Gaghana. Selesai Pdt, mengucapkan kata-kata janji dan tanda dari meminum anggur dan memakan roti, maka para jemaat pun langsung menikmati anggur dan roti perjamuan..dengan tenang sambil menjaga kekudusan ibadah perjamuan kudus. Ibadah Jamuan ini juga diikuti oleh para Panitia Inti HUT Pelka Laki-Laki Tingkat Sinode GMIST (Drs.N.Bawengen,MBA:Ketua Panitia; Drs.D. Pangadaheng (Sekretaris), Bpk.J.Tilaar, SE,ME, Pnt. Ny.J. Sentinuwo-Tambaru, Pnt.J.Sabari, S.Pd). Pada pelantikan panitia kali ini memang suasana terasa lain karena diwarnai dengan ibadah perjamuan kudus. Panitia yang baru dilantik mendapat kekuatan dan semangat baru karena Roh kudus telah hinggap dalam kehidupan pribadi mereka. kini mereka bukan lagi berbeda tapi satu dalam satu tujuan dengan pendekatan yang berbeda untuk mensukseskan kegiatan pesta paduan suara pelka laki-laki Sinode GMIST....

Peresmian Gedung Gereja Jemaat GMIST Kendagu Ruata


10 juli 2009

Jam 16.00 Wita, seluruh anggota jemaat GMIST KENDAGU RUATA TAHUNA menghadiri ibadah syukur peresmian gedung gereja yang telah selesai dibangun dengan besaran anggaran kurang lebih 1.3 milyar yang merupakan swadaya jemaat, bantuan dari pemerintah dan donatur dari dalam dan luar daerah. prosesi acara ibadah dimulai dengan penjemputan tamu dalam bentuk penyematan bunga (kepada semua tamu yang hadir)khusus untuk petinggi gereja dan pemerintah (kepala Daerah) disambut dan diarak-arakan melalui masamper yang mengantar sampai ke depan gedung gereja. Pembukaan acara peresmian diawali oleh ucapan selamat datang yang dibawakan oleh Ketua Jemaat Ibu Pdt.J.R.Loris-Malo,S.Teol, Laporan Panitia oleh Ketua Panitia, Pembacaan SK register aset GMIST/peresmian oleh Sekretaris umum Sinode GMIST, pembukaan selubung papan nama oleh Bapak Pnt.Drs.Winsulangi Salindeho (Bupati Kep. Sangihe), Penandatanganan prasasti oleh Ketua Umum sinode GMIST (Pdt.W.B.Salindeho,S.Th) dan Pnt.Drs.Winsulangi Salindeho (Bupati Kep.Sangihe), Pengguntingan pita oleh Pnt.Bapak J.E.Gaghana,SE.ME (Wakil Bupati Kep.Sangihe) penyerahan kunci dari Ketua Panitia Pembangunan kepada Ketua jemaat selanjutnya diserahkan kepada Ketua Umum Sinode GMIST membuka pintu utama Gedung Ibadah Jemaat GMIST Kendagu Ruata Tahuna.
Selesai pintu di buka, jemaat serta para undangan, Muspida Kab. Sangihe dipersilahkan masuk untuk mengikuti ibadah Syukur peresmian yang dipimpin oleh ketua Umum Sinode GMIST. Unsur liturgi yang didesain secara kontekstual menampilkan warna cultur Sangihe membuat ibadah menjadi life dan jemaat mengikuti ibadah dengan begitu khidmat. Memang kalau Tuhan yang menuntun, kalau Tuhan yang berkarya semua hal pasti dapat selesai dengan baik. Inilah suasana sukacita yang dirasakan oleh jemaat GMIST Kendagu Ruata, sebab kapal yang telah dilepas untuk mengarungi samudera lepas telah berlayar sampai ke tujuan walaupun banyak badai gelombang yang menerpa. Yesus Kristus adalah Sang Nakhoda Agung demikianlah sambutan dalam laporan yang dibacakan oleh ketua Panitia Pembangunan. Aset GMIST kini bertambah dan jika rekapitulasi segala aset GMIST (gedung gereja, sekolah dan lain-lai) tentulah bisa mencapai triliun rupiah. Kita harus mencitai GMIST, kita harus menerapkan prinsip sense of Belong for transform GMIST bukan hanya gedung gerejanya tapi juga manusianya (jemaat) karena aset fisik akan lebih megah ketika kekayaan dibangun pada sumber daya manusia. Kapal Kendagu Ruata boleh mencapai garis finish karena sistem manajemen keuangan pembangunan yang profesional, dan bukan hanya itu, karena dikerjakan untuk memuji Tuhan bukan untuk memuji manusia. Sambuntan-sambutan pun diberikan oleh Pnt.Drs. Winsulangi Salindeho dan Ketua Umum Sinode GMIST. Semoga Sejarah kesuksesan peresmian Gedung Gereja Kendagu Ruata dapat menjadi model bagi citra pelayanan untuk jemaat-jemaat lainnya di dalam tubuh GMIST untuk dapat berpacu, berlomba memberikan yang terbaik kepada Tuhan melalui pembangunan Rumah Tuhan.

Senin, 13 Juli 2009

Selayang Pandang sejarah Masamper

Oleh : Pdt.Calvyn Taunaumang,S.Th

Istilah Masamper sangat berkaitan denganmasuknya Injil di Kabupaten Sangihe Talaud, meskipun istilah Masamper bukan berasal dari bahasa Sangihe-Talaud. Istilah masamper muncul bersamaan waktunya dengan kebiasaan membawakan lagu-lagu di dalam ibadah oleh sekelompok penyanyi Gereja yang dibina oleh para penginjil. Kelompok penyanyi dimaksud dalam bahasa Portugis disebut Zyangeer dan dalam bahasa Belanda di SEbut Zangvereeninging. Kedua istilah ini mengalami proses adaptasi di beberapa bahasa dengan menyebut Sampri, kemudian Samper, lalau berkembang menjadi Masamper. akhirnya mendapat tambahan kata kerja menajdi Masampere yang berarti menyanyi bersama-sama dengan cara berbalas-balasan.
Istilah Masamper yang kini popular dan telah dibakukan menjadi masamper dari bahasa Belanda Zanger yang berarti penyanyi. Motif pemberian nama ini sesuai dengan kenyatan bahwa orang SAngihe sangat menggemari nyanyian atau seringkali menyanyi. dan memang kebiasaan menyanyi di Kepulauang Sangihe-Talaud memegang peranan penting. Bahkan Masamper telah masuk Rekor MURI.
Selanjutnya, menurut sejarah menyanyi dengan cara berbalas-balasan ditemukan dalam upacara mesundeng yaitu upacara yang dilaksanakan untuk mempersembahkan korban dengan maksud meminta kesaktian teanaga dan kekuatan tubuh. Manfaat upacara ini adalah untuk peperangan serta menghadapi kekuatan-kekuatan gaib yang jahat. Menyanyi dengan cara berbalas-balasan juga ditemukan dalam upacara mengundang Banua yaitu upacara mengobati atau menolak segala bencana. Praktek menyanyi dalam kedua upacara tersebut terjadi pada abad ke 13 sampai abad ke 16. selain itu, praktek menyanyi digunakan sebagai sarana hiburan dan rekreasi manakala ada pesta perkawinan, peminangan dan pengucapan syukur.
Seiring peredaran waktu, praktek Masamper yang semula ditujukan untuk menyebah dewa tertinggi (= I Ghenggona langi) oleh para Zending (Penginjil Tukang) dalih fungsikan untuk menyembah Tuhan Allah, sang Pencipta langit dan bumi serta segala isinya (oprang Sangihe menyebut : I Ghenggona langi Duatang Saluruang) karena itu, tema lagu ada tiga. Pertama, tema Religius (sperti : Puji-pujian, Kelahiran, Kematian, Peperangan Rohani). Kedua, tma sosial-kemasyarakatan) seperti : Pertemuan, Perpisahan, Budi baik, Kenangan ayah-bunda, Cinta sesama). Ketiga, tema Sastra (seperti : Alam semesta). Cara pelaksanaannya dimulai dengan lagu Pertemuan, diakhiri lagu Perpisahan. Diantara itu, ada lagu puji-pujian dan ucapan Syukur, dan pengeluhan. Juga lagu Perjuangan, Percintaan, Sastra daerah, Penghiburan, Kematian, Sukacita Kelahiran, dan Kenangan Ayah-Bunda.
Dalam Masamper hal pokok adalah Ketepatan dan kebenaran membalas lagu yang didendangkan oleh pemimpin dan seluruh Kelompok penyanyi, bukan sekedar menyanyi. Sekarang ini Masamper yang dalam buku "Sastra Lisan Sangihe Talaud" termasuk pada tradisi sastra lisan telah menajdi Khazanah budaya masyarakat Sangihe-Talaud dan Integral dalam budaya Nasional Bangsa Indonesia. BAhkan digunakan sebagai sarana Injil yaitu untuk menyembah, memuji dan memuliakan Tuhan Allah, I Ghenggona lagi Duatang Saluruang, yang tetap berkarya dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus melalui hamba-hambaNya bagi pertumbuhan Gereja, masyarakat dan Bangsa.
Oleh karena itu, seyogianya ktia terus mewariskan Masamper kepada Generasi-generasi selanjutnya. Dengan tujuan : memuliahkan Tuhan, mempererat ikatan Kekeluargaan, menumbuhkan persaudaraan dalam bermasyarakat, dan memperkokoh Kesatuan Bangsa, serta meningkatkan kebersamaan umat beragama.(salam redaks

Register Peserta Group Masamper yang akan berangkat ke Siau

Lewat rapat pertemuan yang dilaksanakan pada Selasa, 14 Juli 2006, di Gedung Gereja Jemaat GMIST Efata, maka peserta yang telah teregister sbb :

Nama Jumlah Kategori/seri A-B Nama Pimpinan Group
1. Nagha II 40 orang A John Bulamey
2. Nahepese 30 orang A Iwan Tatasingidelu
3. Batuderang 37 orang B Abner Saiang
4. Bungalawang
Tahuna 40 orang A/B Alex. H.T Sangkilang
5. Eben Haezer
Manganitu 30 orang B Nober Ladani
6. Torsina Lehupu 28 orang B Zwingli Pandermol
7. Lenganeng 35 orang A F.S Manopo
8. Lapango 45 orang A P.R. Damasing
9. Beha (Tabut) 32 orang B S. Tamarol
10. NIP (NTB) 30 orang A C. Pansariang
11. Palahanaeng 30 orang B Pdt. J.Tatinting
12. Zaitun Paghulu 28 orang A K. Mare
13. Bethel Kalemba 30 orang B Jefrain L
14. Kalvari Kendahe 50 orang A Srarcor Sasiang
Jumlah sementera 485 orang

Minggu, 12 Juli 2009

KABUT DUKA MENYILIMUTI KAMPUNG LESABE-TABSEL

Jumat 10 Juli 2009
Pnt.J.Moris Lombo (Sekretaris Jemaat GMIST Oikumene Lesabe)dipanggil oleh Sang Pemilik Kehidupan (Tuhan Allah) untuk mengalami hidup baru bersama Bapak-Bapak Gereja yang telah mendahului almarhum di Yerusalem yang baru sejak zaman PL samapi PB dalam zaman sejarah gereja abad-abad pertama sampai saat ini. Syair NKB 169 "Tenang dan Sabarlah" menjadi nyanyian penghiburan yang patut diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan. Almarhum telah berjumpa dengan Allah Bapa di takhta kerajaan Sorga, dalam perjumpaan dengan Sang Hidup yang kekal, Dia (Tuhan) akan menghibur almarhum di masa lelah dalam menjalankan tugas tanggung jawab sebagai abdi Allah "dalam kapasitas selaku:Sekretaris Jemaat GMIST Oikumene Lesabe". Almarhum adalah tipe figur tokoh gereja yang bertanggung jawab dalam memikul tugas pelayanan. Seluruh tenaga, pikiran, dan waktu dipakai oleh almahrhum untuk memuliakan Tuhan Allah. Kini, orang penting, sosok yang dihormati dan dihargai, bahkan figur yang patut diteladani karena keseriusan, kesabaran serta semangat melayani yang tinggi telah pergi, telah tiada. Bagi semua warga jemaat GMIST Oikumene Lesabe tentunya ini merupakan sebuah peristiwa yang memilukan, yang mendukacitakan yang amat berat untuk diterima. Almarhum orang yang aktif, kreatif serta tipe pelayan yang kalem, pendiam namun selalu menyediakan waktu untuk membagi cerita pengalaman serta ada waktu senda-gurau pelepas lelah dari kegiatan pelayanan. Kabut duka, awan duka bahkan tangisan dan linangan air mata dukacita kini menyilimuti, membanjiri kampung Lesabe...Pemimpin redaksi corong mimbar GMIST (red.Vikaris Herman Ginzel, M.Th) ketika dihubungi lewat hp oleh wakil ketua Jemaat GMIST Oikumene Lesabe Bpk Jeanri Labia pagi-pagi jam 07.00 dan waktu itu vikaris baru tiba di Manado tanggal 11 Juli dengan kapal KM. Terasancta dengan tujuan akan mengikuti ibadah permandian "baptisan anak" dari orang Tua angkat Vikaris di Ranotana Manado jemaat GMIM Bethesda pun kaget dengan informasi mengenai meninggalnya bapak Sekretaris yang begitu mendadak. Karena pada hari kamis, tanggal 9 Juli 2009 sekitar jam 12.00 vikaris sempat berjumpa dengan almarhum di samping Kantor Pos Tahuna tepat di tempat parkir motor. Pada saat itu, almarhum melihat vikaris dan mendekati serta mengulurkan tangan untuk bersalaman, pada saat itu sek J.M. Lombo, seperti kerinduan memegang tangan vikaris terus tidak mau lepas sambil bercerita dan menunjukkan buku-buku tulis di tas yang baru dibeli untuk perlengkapan sekolah anaknya Ei yang sudah duduk di bangku kelas 7 SMP Manalu. Senyum serta keramahan dan keakraban pun tercipta pada suasana itu. Hal inilah yang membuat vikaris tidak percaya ketika mendapat informasi dari bapak wakil "Pnt.J.L. Namun lewat penjelasan yang begitu serius dari pa Jeari, akhirnya Vikaris pun menjadi percaya dan keputusan yang di ambil adalah membatalkan kegiatan di Manado, harus kembali pulang ke Tahuna untuk mengikuti acara pemakaman, sebab jadwal kapal ke Tahuna hanya hari Sabtu dan Senin, hari Minggu tidak ada. Kalau senin kapal cepat nati tibanya di tahuna jam 17.00 berarti terlambat untuk acara ibadah pemakaman. Jalan Tuhan siapa yang tahu, inilah yang harus diterima oleh kita semua dan harus mengimani bahwa sampai 1 detik pun itu Tuhan punya...Vikaris merasa kehilangan orang yang sangat akrab begitu juga jemaat GMIST Oikumene Lesabe, seluruh Majelis, BPH dan BPL...tapi harus ingat semangat dari almarhum, keteladanan dan semua hal yang pernah almarhum lakukan semasa hidupnya, itu akan senantiasa mengisi dan menghiasi rasa kehilangan. Almarhum akan menjadi bahagia di kehidupan yang baru ketika semua rekan pelayan dan jemaat mau melakukan apa yang pernah almarhum buat semasa pelayanannya...almarhum pasti inginkan bagi kita yang telah ia tinggalkan untuk lanjutkan tugas pelayanan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus...Bagi keluarga, Istri dan anak tercinta..adik Ei...harus sabar dan tabah menerima semua ini...harus yakin bahwa Tuhan Yesus akan menjadi kepala Keluarga , menjadi pengganti Papa bagi Ei dan juga menjadi pengganti suami bagi mama Ei...Tuhan senantiasa melindungi, memberkati dan memberikan kekuatan kepada keluarga besar Lombo...(Selamat jalan Pak Sek....) kami rekan-rekan pelayan di jemaat GMIST Oikumene Lesabe akan terus mengenang semua hal yang pernah engkau buat baik bagi pertumbuhan iman warga gereja di Lesabe....Kasih karunia akan kauterima dari TuhanMu, sumber Alhayat, gelombang dahsyat takkan menerpamu, karena di bawah kuasa Tuhanmu.

Rabu, 08 Juli 2009

ANUGERAH VOKAL GROUP


ANUGERAH VG

Group Musik Pop Rohani Anugerah Vokal Group dibawah asuhan Pdt.Y.Dalenoh,S.Th mendapat jamahan Tuhan. Sesuai dengan nama group 'Anugerah" bahkan lewat sinergitas serta pengutamaan pelayanan demi Kemuliaan Tuhan Yesus, akhirnya Anugerah VG boleh masuk studio rekaman dan Album Pop rohani perdana telah tercetak dan beredar di Wilayah Sulut. Produser adalah Ronnal Marthin.ST, asisten koordinator : Paulus Kansil. Tema album perdana yang di usung ke studio rekaman Edma Record adalah 'Dentang Akhir Zaman'. Tim ini benar-benar mendapat jamahan serta kuasa pemulihan dari Tuhan Yesus. keluar dari dunia hitam masuk ke dalam terang keilahian Sang Penebus, dengan satu kerinduan memuji Tuhan lewat talenta "suara". Inilah pengalaman hidup dan refleksi iman mereka, ketika ditemui oleh corong mimbar GMIST "Vik.Herman Ginzel, M.Th (Pimpinan Redaksi). Semangat pelayanan dan strategis pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari Pdt. Y.Dalenoh telah mengubah duri kaktus mengeluarkan bunga yang indah dan ulat telah di ubah menjadi kupu-kupu. Crew dari Anugerah VG sbb : Joost Wilhelmus. Drs. Jh The Tantu. Maz Dalegi. Hendra Katiandagho. Tery Nateri. John Pinori dan Reky Lawaring. Saat ini Anugerah VG sementara mempersiapkan album ke-2 yang menampilkan warna cultur Sulut "lagu-lagu berbahasa Sangihe dan Manado. Segera dapatkan kaset album perdana di kota anda dan nantikan album ke-2. Mari dendangkan dentang akhir zaman bersama Anugerah VG. artis dan bintang tamu : Rena Paponah.(Her)

Minggu, 05 Juli 2009

Pelka anak resort Tahuna membangun penginapan di Kampung Mahena


Perkemahan Raya Pelka anak GMIST Resort Tahuna menuai kesuksesan demi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus yang menempatkan anak-anak sebagai locus dan basis pelayanan untuk mentransformasikan dunia. Perkemahan yang dilaksakan selama 4 hari dari tanggal 1 Juli - 4 Juli 2009 di lapangan Desa Mahena Kab. Kep Sangihe dibuka secara resmi oleh Pnt.Bpk.Drs. Winsulangi Salindeho (Bupati Kepulauan Sangihe) dan ditutup secara resmi oleh Pdt.Ny.J.R. Loris - Malo, S.Teol. Kegiatan perkemahan ini diisi dengan berbagai hal salah satunya materi-materi PA (siraman rohani). Pendidikan bagi anak-anak khususnya pendidikan kristen sangat penting bagi pertumbuhan iman-spritual dan untuk membentuk karakter, emosional serta pandagan hidup yang mencerminkan gaya hidup sebagai pengikut Kristus.
Lomba menghias tenda "kemah" juga dirangkaikan dalam even tersebut. Pelka anak jemaat Pekakentengan meraih juara 1 "The Winner". Selain kegiatan lomba hias tenda ada beberapa kegiatan lomba yang dibuat untuk melatih afektif, kognitif dan motoris anak-anak. Kegiatan ini mempunyai nilai pretisius yang urgen bagi sense of integriti, sense of loyality, sense of eksistency for take lucky in future tenses. Pokoknya melalui kegiatan perkemahan anak-anak GMIST akan menjadi figur pemimpin masa depan yang energi serta idealis. Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa orang dewasa red orang tua harus belajar menjadi seperti anak-anak kalau ingin menjadi pioner alias bukan saja sukses di dunia namun mendapat janji anugerah keselamatan ketika Tuhan datang pada kali yang ke dua sebagai Hakim Adil. (GBU).