Selasa, 19 Mei 2009

Peluncuran Perahu Nelayan


Dalam tradisi adat, masyarakat Sangihe sebelum Injil ditaburkan ada kelaziman bagi para nelayan dengan sebuah kearifan tradisional bahwa perahu yang akan dipakai untuk mencari ikan di laut haruslah terlebih dulu ditahirkan dalam upacara adat. Konsep ini pun telah diberikan isi secara baru, ketika masyarakat Sangihe telah menerima Injil. Upacara adat pun telah diganti dengan ibadah peluncuran perahu. Pada tangal 7 Mei 2009 jam 06.00 wita bertempat di pantai Balehhumara Tagulandang Kab. Sitaro, Pdt.A.Makasar,M.Th diminta oleh keluarga Sasela-Manambihe untuk memimpin ibadah syukur peluncuran perahu mencari ikan. Bahan bacaan alkitab yang menjadi inti perenungan diambil dari Mazmur 121 : 7. Ada pun renungan singkat yang disampaikan kepada keluarga dan juga jemaat yang hadir menyaksikan keanggungan karya Tuhan karena perahu mencari ikan boleh terselesaikan. Pdt.A.Makasar menegaskan bahwa Yesus adalah Sang Atohema sejati. Melalui Yesuslah keluarga yang menaruh tumpuan harapan pada perahu yang boleh terselesaikan dan akan dipakai untuk menghidupkan keluarga akan terwujud. Allah yang senantiasa menjaga, melindungi dari marabahaya, kecelakaan dan segala kesulitan hidup pun akan dijauhkan olehNya demi untuk menyaksikan keberadaanNya sebagai yang patut disembah, dimuliakan dan diagunggkan dalam segala pergumulan, harapan serta cita-cita. Jangan takut dan bimbang, Sang Hatohema senantiasa berada di depan cita-cita dan rencana keluarga, Ia akan memimpin segala upaya mata pencaharian di laut dengan perahu yang baru ini. Amin.
Selesai ibadah syukur peluncuran, maka ketua I Sinode GMIST pun meluncurkan perahu tersebut ke laut, disertai pengurapan melalui penumpangan tangan memberkati perahu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar